UMK News - Ciamis, 8 Agustus 2025 – Desa Kertayasa kini memiliki ruang belajar baru yang unik dan inspiratif. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kuningan resmi meluncurkan “Sakola Motekar”, sebuah sekolah non-formal yang menjadi wadah pengembangan minat dan bakat anak-anak desa.

Program ini dirancang tidak hanya untuk mengasah keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (Calistung), tetapi juga memperkenalkan seni tari, aksara Sunda, serta kegiatan kreatif ramah lingkungan seperti ecoprint. Dengan mengusung konsep kolaboratif, Sakola Motekar melibatkan para pemuda-pemudi Desa Kertayasa sebagai penggerak dan pendamping kegiatan.

Acara peresmian yang berlangsung di Balai Desa Kertayasa dihadiri oleh Kepala Desa Kertayasa Ading Mahmudin, jajaran perangkat desa, ibu-ibu PKK, serta warga setempat. Suasana semakin meriah ketika Siti Sarah Nurfadilah, mahasiswa KKN, menampilkan Tari Mojang Priangan yang memukau hadirin.

“Sakola Motekar ini kami hadirkan sebagai sekolah non-formal yang bisa menjadi titik pusat pengembangan bakat di setiap dusun. Kami berharap, pemuda desa dapat menjadi ujung tombak pelestarian budaya dan kreativitas anak-anak,” jelas Mochamad Rifqi Hasan, Ketua KKN Desa Kertayasa.

Kepala Desa Kertayasa, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh.

“Terima kasih kepada mahasiswa KKN UM Kuningan yang telah membawa ide besar ini. Mari kita dukung bersama, dari anak-anak hingga orang tua, agar Sakola Motekar menjadi berkah dan bermanfaat bagi semua,” ungkap Ading Mahmudin.

Dengan hadirnya Sakola Motekar, mahasiswa KKN UM Kuningan berharap akan lahir generasi muda Kertayasa yang tidak hanya cerdas dan kreatif, tetapi juga berkarakter, peduli lingkungan, dan bangga akan warisan budaya Sunda.